Farrell Ferdio hadir kembali dengan kejutan di pertengahan tahun 2025. Setelah sebelumnya merilis beberapa single berbahasa Inggris, kali ini Farrell memilih langkah baru lewat lagu berbahasa Indonesia pertamanya yang bertajuk ‘Fana Semata’. Sebuah lagu pop jazz yang seolah ingin mengajak pendengarnya merenungi arti melepaskan, tanpa rasa dendam dan tanpa amarah.
Lagu ini berkolaborasi dengan Diandra Ferdytha , bercerita tentang seseorang yang merelakan kekasihnya pergi saat cinta tak bisa lagi diperjuangkan. Tanpa memaksakan hubungan yang sudah di ujung jalan, sang tokoh di lagu ini justru menerima perpisahan dengan lapang dada. “Kalau bukan jodohnya, ngga akan bisa bersama. Tapi kalo memang ditakdirkan, akan kembali juga kok,” cerita Farrell tentang pesan yang dia ingin sampaikan lewat lagu ini.
Walau terdengar personal, Farrell mengatakan bahwa ‘Fana Semata’ tidak sepenuhnya diambil dari kisah hidupnya. “Bisa iya, bisa tidak,” jawabnya dingkat yang justru memberi ruang intepretasi pada pendengar agar bisa meresapi makna lagu ini dengan cara mereka masing-masing. Uniknya lagi, untuk lagu yang ditulis Farrell bersama dengan Hanif Waskito ini, dia menggandeng sang adik Diandra, sebagai rekan duet. “Menurut saya, dia punya karakter suara yang khas banget dan cocok sama nuansa lagunya. Jadi bisa lebih terasa personal dan menyatu,” kata Farrell.
Selain jadi single pertama Farrell yang berbahasa Indonesia, proses kreatif lagu ini juga memberikan tantangan tersendiri baginya. “Ternyata cukup sulit membuat lagu dalam bahasa Indonesia ya! Apalagi saya ini cadel huruf R,” ungkap Farrell sambil tertawa. “Jadi sebisa mungkin saya hindari kata-kata yang terlalu banyak huruf R-nya waktu nulis lirik.”
Farrell yakin banyak orang yang tidak hanya relate dengan
lagunya, tapi juga menyukai lagu dengan genre seperti ‘Fana Semata’ ini.
Berangkat dari orang-orang terdekatnya yang menyukai lagu ballad,
akhirnya Farrell coba menjawab hal tersebut dengan menghadirkan lagu
yang memiliki genre sama. Lewat aransemen pop yang lembut dan
lirik yang menyentuh, ‘Fana Semata’ tidak cuma jadi titik awal baru
untuk Farrell dalam eksplorasi bermusiknya, tapi juga jadi sebuah pesan
manis kalau melepaskan tidak selalu harus disertai luka.